Sebagai orang nomor satu di jajaran pimpinan Tempo Scan Pacific,Handojo S. Muljadi punya visi tajam.
Keputusannya berkali-kali membuat perusahaan farmasi besar ini survive
melewati krisis, bahkan sukses menggarap peluang lintas zaman. Apa
kiatnya? Berikut petikan wawancara dengannya berikut ini:
Bisa diceritakan perjalanan karier Bapak di Tempo Scan?
Kami di Tempo Group pada intinya jarang bicara menyangkut individu
karena filosofi dasar Tempo, perusahaan ini bisa menjadi seperti
sekarang itu bukan karena seseorang mengkultuskan CEO-nya, pintar atau
apa, tetapi kami lihat ini sebagai upaya kolektif.
Kami bisa sukses seperti saat ini lebih karena teamwork yang solid dari
jajaran manajemen dan seluruh keluarga besar grup Tempo. Sebetulnya,
Tempo Scan adalah anak perusahaan Grup Tempo. Grup ini telah memulai
usahanya sejak 3 November 1953. Jadi pada November ini kami berusia 60
tahun, atau hanya beda 8 tahun dengan republik tercinta ini.
Apa saja pencapaian dalam 60 tahun ini?
Untuk perusahaan swasta nasional, 6 dekade bukan periode yang pendek.
Kami juga mengalami gejolak ekonomi, politik dan lainnya. Kami sikapi
ini untuk menjadikan kulminasi. Kulminasi kami adalah introspeksi diri,
kilas balik, kira-kira apa yang mendasari kesuksesan selama ini. Biasa
ya, setiap tahun kami menghargai keberagaman.
Setiap Ramadhan saya Safari Ramadhan, bersama karyawan/ti Tempo, di
saat itu saya katakan apa yang membuat Tempo sukses adalah karena kami
berpegang teguh pada core values Tempo sama seperti ketika kita kecil
berada di keluarga dan yang diajarkan agama kita masing-masing.
Ini karena ini nilai-nilai utama yang bersinggungan dengan moral etika,
kejujuran, bertanggung jawab dan sikap mengedepankan kesetaraan. Semua
nilai ini bukan lips service, tapi memang sudah dilakukan.
Bagaimana implementasi core values tersebut?
Contohnya integritas, kejujuran. Saya sendiri veteran krisis 98. Sama
seperti perusahaan lainnya, kami pernah terbuai dengan berutang dalam US
dollar, yang saat itu tidak semua dilindung nilai (hedging). Nah, apa
yang terjadi, yang kita tarik utang yang dengan kurs Rp2000/US dollar
tiba-tiba saat pemerintahan Presiden Soeharto turun, kurs berubah
menjadi Rp16.000/US dollar.
Semua mengalami masalah yang sulit. Saat itu kami memiliki utang yang
cukup besar, utang sindikasi sekitar US$105 juta dan ada utang dalam
mata uang asing lain. Jadi saat itu utang sindikasi mendekati hampir
US$140 juta. Saya bisa memiliki satu pilihan waktu itu karena saat itu
utang itu tidak ada jaminannya, unsecured sama sekali.
Tidak ada jaminan pribadi, hipotek atas tanah maupun jaminan aktiva
aset Tempo Scan. Waktu itu, bisa saja dengan situasi yang tak menentu
kami untuk mengajukan rescheduling, bahkan haircut. Tapi saya putuskan
sudahlah lebih baik kita bekerja keras, dan Alhamdulillah, Puji Tuhan
kami kerja keras ‘98-‘99, kami berhasil bayar lunas utang-utang itu
tanpa rescheduling. Jadi terminnya 3 tahun malah saya bayar sebelum
jatuh tempo dan tanpa haircut.
Bagaimana Anda memandang keberhasilan tersebut?
Bagi saya ini, paling tidak, bentuk sedikit pengabdian saya buat
Indonesia sebab itu diwakili bank-bank besar Bank of Tokyo Mitsubishi,
Credit Suisse, Commerce Bank dan banyak lagi bank dalam sindikasi itu.
Jadi saya ingin menunjukkan dalam situasi tak menentu ada perusahaan
Indonesia yang integritasnya tinggi dan melunasi tanpa merugikan pihak
kreditur yaitu perbankan.
Saya juga berbangga ada artikel saya simpan artikel jurnalis senior
Wall Street Journal, untuk anak saya yang berkuliah tingkat dua, yaitu
interview saya dia ini menanyakan macam-macam dan intinya dia menulis
Tempo adalah perusahaan pertama Indonesia yang melunasi semua kewajiban
dalam mata uang asing.
Dia lho yang buat statement itu, bukan saya. Jadi saat langit gelap
dan euforia politik, kami melunasi utang itu. Ini menurut saya bentuk
integritas yang telah kami laksanakan.
Bisa dijabarkan bentuk nyata core values lainnya?
Core values lainnya adalah kesetaraan, saya dari lubuk hati paling
dalam, kita semua ini anak Tuhan jadi di Tempo ada kebebasan memeluk
agama, mengekspresikan diri sesuai ras budaya masing-masing, kami
junjung tinggi ini karena di Tempo tidak ada yang membatasi seseorang
untuk mendapatkan jenjang tertinggi di perusahaan termasuk perbedaan
gender antara pria dan wanita. Tempo itu anggota direksi wanitanya
terbanyak. Delapan dari 12 direksi saya adalah wanita. Jadi you are as
capable as man.
Ada survei di Amerika terhadap perusahaan listed yang anggota
direksinya terbanyak keterwakilan wanita. Kita harus lihat potensi
wanita dan pria sama. Nah, itu baru sekarang dilaksanakan tapi Tempo
sudah melaksanakannya. Ini bukan karena untuk memenuhi persyaratan
normatif melainkan atas sesuatu yang kami yakini.
Bagaimana dengan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan ?
Saya tidak mengecilkan arti CSR perusahaan lain ya, jangan salah
tangkap. banyak sekali yang saya sinyalir sudah dipublikasikan tapi
padahal CSR itu baru akan dilaksanakan. Kami sendiri bersyukur sekali
kami berhasil bantu sudah berhasil membantu 1.200 bayi dan balita dari
keluarga pra sejahtera di seluruh Indonesia. 1.200 ini jika dibandingkan
CSR mungkin tergolong tidak banyak tetapi melalui—CSR Indonesia
Tersenyum—ini bayi dan balita penderita cacat bawaan yang sangat serius
dan bisa mengancam jiwanya, contohnya bocor jantung, hydrochepalus, dan
lain-lain.
Ada remaja putri yang bertahun-tahun tidak mendapatkan bantuan, dan
terkena pressure psikis, kami bantu. Sekarang mereka berambisi
macam-macam ada yang ingin jadi astronot, dsb. CSR kami tidak memakai
birokrasi berlebihan.
Indonesia Tersenyum sesuai misinya ini CSR pertama di Indonesia yang
diprakarsai swasta yang berjalan secara berkesinambungan dengan visi
misi yang tetap dikawal. Sebab banyak sekali CSR yang berganti wujud,
sedangkan CSR ini bisa bertahan sejak 2007 hingga saat ini.
Adakah pengalaman paling berat?
Ya, paling berat pada saat krisis itu, karena saat itu saya sudah
menjadi presiden direktur sejak 1995. Seperti yang dikatakan di Alquran
maupun kitab suci lainnya, Tuhan itu tidak akan memberi cobaan yang
melebihi kemampuan manusia. Bersamaan dengan itu dapat dikatakan hampir
sepertiga direksi saya mengundurkan diri. Bisa dikatakan saya sendiri
saat itu, berhubungan dengan kreditur sendiri, melakukan penetrasi
distribusi marketing kebanyakan saya lakukan sendiri.
Saya suka keliling daerah, kebetulan saya baru kembali dari Pontianak,
Makassar, Manado. Di Pontianak ada karyawan yang sudah 28 tahun bekerja.
Mereka bilang senang akhirnya ketemu saya, mereka ingat kebijakan saya
dulu membekukan kenaikan gaji direksi tapi bagi kalangan pekerja yang
karyawan/ti di lini terdepan tetap naik gaji itu.
Mereka ingat itu. “Itu menolong kami pak” katanya. Saya tekankan, kalau
kepada manajer sampai direksi kita enggak beli baju, enggak lapar, tapi
bagi mereka ini permasalahan dapur ngebul.
Sebaliknya kapan Bapak merasa Tempo Scan mengalami kesuksesan?
Terus terang, berdasarkan pengalaman Tempo Scan hanya mengalami profit,
dan mengalami loss sekali. Jadi saya men-deliver 18 tahun keuntungan.
sulit untuk menjawab kapan.
Karena tiap tahun membawa cobaan dan berkah, tapi bukti konkret-nya
hanya rugi satu tahun dan menurut saya hampir mayoritas perusahaan di
Indonesia juga rugi. Dan kalau saya enggak rugi tahun itu, saya sudah
jadi Superman ha-ha-ha.
Adakah blueprint yang Bapak siapkan?
Blueprint sudah kami siapkan sejak kami menjadi perusahaan publik, jadi
bukan secara ad-hoc. Tanpa ini saya tidak berani menjadi perusahaan
Tbk. Jadi walaupun saya memiliki mayoritas kepemilikan dan ada investor
yang memegang saham TSP , saya tetap harus bertanggung jawab.
Bentuk tanggung jawab itu adalah blue print yang hingga sekarang dengan
setia tetap kami jalankan. Dan masih relevan. Itulah juga salah satunya
yang juga menyelamatkan kami saat krisis.
Sebelum krisis 1997, banyak konglomerat di Indonesia kalau kalau
ditanya apa core business-nya mereka lupa karena terlalu banyak, ada
asuransi, ada perkebunan, properti, bank, perdagangan, supermarket dan
macam-macam. Kalau Tempo Scan sejak 2004 jelas, kami core business-nya
farmasi, consumer goods dan distribusi. sampai sekarang kalau Anda tanya
ya itu juga. Jadi konsisten, kami tak tambah-tambah di tengah jalan.
Ada rencana ekspansi ke bidang lain?
Enggak, karena masih sangat terbuka. Ceruk yang kami ambil adalah pasar
obat bebas. Dan kami masih dominan. kami juga fokus sekali membenahi 10
core brand equity kami. saya juga ingatkan tim kami “jangan lebih besar
mata dibandingkan perut kita”.
Anda tahu sekali pasar farmasi kita besar sekali, apalagi nanti BPJS
pertumbuhan masih sangat signifikan. Karena rata-rata pertumbuhan kami ,
5 tahun terakhir sales kami masih 15%. Tahun ini Anda tahu sendiri ya,
karena adanya tapering, US Gov. shut down, dsb. kami tentunya harus
lihat lagi target laba sebelumnya karena asumsi makronya juga berubah.
Pengalaman Anda luar biasa, siapa yang menginspirasi?
Secara akademis lumayan lah, pulang studi 1988, dari New York
University, kebetulan bidang saya ambil finance. Tetapi kalau menyangkut
core values tentu adalah orang tua saya. kebetulan saya sendiri anak
yatim jadi orang tua dalam hal ini ibu saya.
Ibu saya termasuk praktisi hukum , jadi meski tidak di bidang bisnis tetapi secara moral dan etika. Kebetulan bude saya menerapkan core values yang sama. Inpirasi saya
sebetulnya lebih ke anak-anak saya sendiri, saya itu menulis visi dan
misi Tempo Group pada saat yang sama sejak tahun ‘90 saya
merestrukturisasi, kalau kita lihat banyak farmasi lain perkembangannya
berbeda beda caranya, terpecah-pecah dan baru kemudian terkonsolidasi
jadi satu.
Sedangkan Tempo Scan hanya satu sejak ‘94 ini saya ciptakan waktu
menunggu anak saya yang pertama lahir daripada saya stress anak saya
lahir ya saya nulis.
Bagaimana adaptasi di Tempo Scan?
Kami continously, reinvent ourselves, tetapi masih dalam koridor core
business kami. Karena di farmasi kita biacara obat resep obat bebas tapi
juga ada suplemen, nutrisional, dan ini kami kembangkan terus.
Apa tantangan terberat bagi Anda?
Tidak ada yang bisa saya single out mana yang tersulit atau termudah
ya. Karena managing itu adalah an act untuk kita bagaimana balancing
terus, karena one thing for sure is change. Permasalahan dari human
capital dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, 6% lebih, tentunya
banyak perusahaan baru yang tidak mau pusing mendidik eksekutif lalu
hijack.
Tapi kami sudah persiapkan dengan baik regenerasi dan sebagainya. Di
sisi karyawan lini juga masalah UMP yang kadang cenderung disconnect
dengan produktivitas, tapi itu perdebatan yang panjang, kadang situasi
makro dan politik yang secara langsung atau tidak, ada dampaknya.
Tahun politik, unpredictable bagi bisnis Anda?
Pasti ada tantangannya, tergantung pada bagaimana kita melihat, jika
sebagai opportunity itu menjadi positif, tapi kalau melihatnya sebagai
problem itu menjadi negatif. Saya sudah mengalami beberapa era
pemerintahan , a.l. Pak Soeharto, Gusdur, Megawati hingga Pak SBY.
Makanya pada 1994 saya beri embel-embel Tempo Scan Pacific, kembali ke
filosofi jangan mata
lebih besar dari perut kalau belum sanggup ekspansi
ya jangan dulu ekspansi ke Eropa Amerika, kuatkan dulu kita punya
fondasi.
Apakah masih ada peluang pasar di wilayah baru?
Saya melihat peluang di luar Jawa, timur Indonesia adalah emas. Saya
keliling Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan. Ini area yang belum
tersentuh dan belum dikembangkan secara optimal khususnya di sektor
kami. Juga Sulawesi. Orang bilang the sky is the limit.
Biaya logistik besar, jika fokus di distribusi bagaimana Anda akan ke sana?
Ya itu, maka kita harus kembangkan infrastruktur. Jadi selama itu dapat
kita kembangkan dengan transportasi darat ya kita kembangkan, dan yang
terpenting dalam dalam distribusi perlu juga kembangkan distribution
center (DC) karena dengan ini dapat menampung buffer stock yang cukup
sehingga reloading barang dapat kita lakukan dalam frekuensi yang
rendah, tetapi dalam skala yang
cukup besar.
Jadi tidak perlu berulang kali, ini yang terus kami bangun sarana
pergudangan DC di wilayah Kalimantan, Sulawesi hingga kita sampai juga
ke Maluku.
Bagaimana Anda memandang karyawan?
Saya melihat sebagai bagian keluarga besar. Sampai lini di bawah pun
karyawan pabrik dsb. ibaratnya harus kita perlakukan dengan respect atau
filosofi Jawanya di-wongke, dihargai, karena mereka memiliki kebanggaan
dan keluarga dsb.
Bagaimana Anda berbagi waktu dengan keluarga?
Saya bagi, yang proporsional saja, yang penting kan ada quality time.
Kemana putra-putri didik, mengikuti jejak ke usaha farmasi atau lainnya?
Kebetulan ketiga-tiganya putra, saya tidak membebani mereka dengan
target apapun, yang paling penting adalah menjadi orang baik. Kalau
sudah baik, 99% bisa berguna buat sekitarnya. Selain itu, tidak ada
keharusan Tempo dipimpin anggota keluarga. Bahkan bisa dihitung dengan
jari yang dari keluarga, di Tempo ini mungkin hanya saya yang anggota
keluarga.
Bagaimana Anda menjalin kedekatan dan komunikasi internal atau publik?
Kedekatan sangat subjektif. Bagi saya time management sangat krusial
jika ada hal penting, berbobot dan bermanfaat perlu saya komunikasikan,
tapi untuk menjadi rutin, menurut saya nanti malah jadi rumors atau
malah menyusahkan.
Pada dasarnya kami ingin memanfaatkan time management untuk men-deliver
result, mungkin ada presidr yang suka berkomunikasi, saya bukan
prejudice mereka tidak kerja keras, meski bukan berarti tidak tapi kalau
punya waktu lebih saya pilih untuk turun ke pasar atau produksi, tapi
kelihatannya
tidak ada waktu dari presiden direktur yang berlebihan
pasti selalu kurang.
Berapa market share Tempo Scan Pacific?
Secara unit, kuantitas, kami masih normor satu. Masalah kesehatan baru
akan secara menyeluruh ditangani BPJS. Banyak sekali masyarakat kita
yang masih pra sejahtera, sebelum banyak masyarakat yang membeli obat
secara out of pocket untuk itu kami juga upayakan obat yang terjangkau.
Jadi secara volume, kami sangat besar, tetapi secara value kami masih
di bawah karena harga obat kami sangat affordable. Dengan berjalannya
waktu, memang ada peluang bagi kami untuk meningkatkan harga jual.
Dalam menopang ekspansi bagaimana kiat Bapak?
Sekarang ini boleh dikatakan kami tidak memiliki utang besar jadi
posisi kami debt free malah net cash. Net cash kami masih berkisar Rp1,5
triliun. Jadi kami bersyukur untuk membiayai ekspansi dan sebagainya
masih menggunakan dana sendiri.
Apa cita-cta Anda waktu kecil?
Jadi orang baik saja.
Adakah obsesi Bapak yang belum terwujud?
Jika nanti sudah ada succession plan, saya mau seklah lagi. kuliah lagi. Mau ambil hukum
Terinspirasi oleh ibu?
Karena saya senang saja di bidang ini, saya pikir bagus, karena dasar
dari semua kan hukum dan finance juga. Ibu adalah mentor yang baik.
Beliau salah satu pemegang saham namun bukan di bidang bisnis. Saya
sering konsultasi kalau saat bisa ketemu karena kesibukan, atau saat
holiday.
Pewawancara: Nenden Sekar Arum, Roni Yunianto, Abraham Runga Mali
Sumber : Bisnis Indonesia (27/11/2013)
http://m.bisnis.com/inspirasi-bisnis/read/20131127/266/189036/kisah-sukses-tempo-scan-pacific-tspc-lewati-fase-krisis